Pengertian dan Metode - Metode Perhitungan Proses Produksi

Perhitungan Proses Produksi merupakan perhitungan terhadap biaya - biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi suatu produk yang dapat menghasilkan nilai jual.

Dalam perhitungan proses produksi, Terdapat beberapa metode untuk menghitung biaya proses produksi. Seperti berikut ini :
  1. Metode FIFO (Firrst In First Out)
  2. Metode LIFO (Last In First Out)
  3. Metode Rata - Rata (Average Cost)
Metode FIFO
FIFO berarti bahwa persediaan yang pertama kali masuk, Maka itulah yang pertama kali dicatat sebagai barang yang akan dijual atau diproduksi.

Metode LIFO
LIFO berarti bahwa perseidaan yang terakhir masuk, Maka itulah persediaan yang pertama kali dicatat sebagai barang yang akan dijual atau diproduksi.

Metode Rata - Rata
Metode ini berarti kita harus menghitung jumlah produksi persediaan/barang yang masuk dan keluar,

Contoh perhitungan proses produksi menggunakan metode FIFO, LIFO dan AC.

Sebuah perusahaan memproduksi produknya, Dengan bahan baku persediaan dan pembelian sebagai berikut :

1 Desember 2014 Persediaan 8.000 Kg. Harga per kilogram = Rp.1.100
6 Desember 2014 Pembelian 12.000 Kg. Harga per kilogram = Rp.1.000
10 Desember 2014 masuk proses produksi 15.000 Kg

Hitung biaya proses produksi pada tanggal 10 Desember 2014

Perhitungan menggunakan metode FIFO

8.000 Kg  x  Rp.1.100  = Rp.8.800.000
7.000 Kg  x  Rp.1.000  = Rp.7.000.000 +
15.000 Kg                        Rp.15.800.000

Penjelasan :

Nilai 8.000 kg merupakan jumlah dari stok/persediaan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Nilai tersebut dikali dengan harga per kilogram.

Nilai 7.000 kg adalah jumlah kekurangan persediaan bahan produksi yang harus dibeli oleh perusahaan. Nilai tersebut dikali dengan harga per kilogram

Nilai 15.000 kg adalah kebutuhan produksi perusahaan tersebut.

Jadi persuhaan tersebut harus melakukan pembelian bahan baku sebanyak 7.000 Kg dengan harga Rp.7.000.000

Perhitungan menggunakan metode LIFO

12.000 Kg  x  Rp.1.000  = Rp.12.000.000
3.000 Kg    x  Rp.1.100  = Rp.3.300.000  +
15.000 Kg                           Rp.15.300.000

Penjelasan :

Nilai 12.000 kg merupakan jumlah dari pembelian bahan baku dari perusahaan tersebut, dan dikalikan dengan harga per kilogram.

Nilai 3.000 kg adalah kekurangan bahan baku produksi perusahaan tersebut, dikali dengan harga per kilogram

Nilai 15.000 kg adalah kebutuhan produksi perusahaan tersebut.

Jadi perusahaan tersebut kekurangan stok/persediaan sebesar 3.000 kg dengan harga Rp.3.300.000

Metode Rata - Rata

8.000 Kg  x  Rp.1.100  = Rp.8.800.000
12.000 Kg x  Rp.1.000 = Rp.12.000.000  +
20.000 Kg                         Rp.20.800.000

=  Rp.20.800.000  /  20.000 Kg
=  Rp. 1.040

15.000 Kg  x  Rp.1.040  =  Rp.15.600.000

Penjelasan :

Nilai 8.000 kg adalah jumlah persedian bahan baku, dikali dengan harga per kilogram.

Nilai 12.000 kg adalah jumlah pembelian bahan baku, dikali dengan harga per kilogram.

Nilai 20.000 kg adalah jumlah dari nilai persediaan dan pembelian.

Lalu nilai Rp.20.800.000 (hasil dari penjumlahan harga persediaan dan pembelian) dibagi dengan nilai 20.000 (hasil penjumlahan bahan baku persediaan dan pembelian).

Untuk mengetahui harga rata - rata, Maka nilai proses produksi yang masuk dikali dengan hasil pembagian diatas (15.000 kg x Rp.1.040). dan menghasilkan nilai Rp. 15.600.000

Jadi rata - rata biaya proses produksi adalah sebesar Rp.15.600.000



0 komentar